11 Bangunan Paling Bersejarah yang Ada di Indonesia
Meskipun banyak yang bukan merupakan hasil karya bangsa ini, tak sedikit bangunan, mesjid bahkan jembatan yang merupakan karya para arsitek negeri sendiri yang memiliki nilai arsitektural yang tinggi. Berikut ini daftar dari sebelas bangunan paling bersejarah yang ada di Indonesia. Yuk kita simak bersama!
1. Lawang Sewu
Lawang Sewu (c) wikipedia.org
Membahas
tentang arsitektur atau bangunan tua di Indonesia, tentu tak bisa lepas
dari sebuah bangunan legendaris yang berdiri kokoh di Kota Semarang,
tepatnya di kawasan Simpang Lima, yaitu Lawang Sewu. Bangunan yang
artinya adalah "seribu pintu" ini, sesungguhnya bukan nama sebenarnya
yang diberikan untuk bangunan ini.Nama tersebut menjadi legendaris karena banyaknya jumlah pintu yang terdapat pada gedung keno ini. Dahulu, Lawang Sewu yang bergaya art deco adalah kantor perusahaan kereta api Belanda, NV Nederlandsch Indische Spoorweg Mastshappij (NIS) dan bangunan ini merupakan salah satu karya terbaik arsitek Prof. Jacob K. Klinkhamer dan B.J. Oudang.
Pemerintah Kota Semarang sendiri telah menetapkan Lawang Sewu sebagai salah satu gedung yang dilindungi. Predikat ini layak disandang oleh Lawang sewu karena gedung ini juga merupakan saksi sejarah Indonesia saat pecahnya perang sengit selama 5 hari di Semarang, antara Angkatan Muda Kereta Api melawan kompetai dan Kido Buati, Jepang.
2. Jembatan Mahakam
Foto: Arief Rahman Saan (Ezagren) Jembatan Mahakam © wikipedia.org
Bicara
soal arsitektur tak terbatas hanya pada bangunan, rumah atau gedung.
Nah, untuk kategori ini, Jembatan Mahakam 2 atau yang juga dikenal
dengan Jembatan Tenggarong di Kalimantan Timur, menjadi salah satu
pilihan.Melintang di atas Sungai Mahakam di tepian Kota Tenggarong, jembatan ini adalah yang ke dua setelah Jembatan Mahakam I yang berada di tengah Kota Samarinda. Namun demikian, Jembatan Mahakam 2 mempunyai desain yang menarik dibanding "saudara tuanya" atau jembatan lainnya di Nusantara. Jembatan ini tergolong suspension cable bridge dan berdesain nyaris sama dengan Golden Gate di San Francisco, Amerika Serikat.
Wajar saja bila jembatan yang membentang sejauh sekitar 710 meter ini tak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Tenggarong. Menjelang senja, lampu-lampu yang terpasang pada tiang dan kebel-kabelnya akan menyala dan menyajikan sebuah panorama yang indah.
3. Istana Maimun
Istana Maimun (c) wikipedia.org
Istana
Maimun telah dinobatkan sebagai bangunan terindah di Kota Medan,
Sumatera Utara. Terletak di kawasan Jl. Brigjen Katamso, istana megah
ini selesai dibangun sekitar tahun 1888 dan merupakan warisan dari
Sultan Deli Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Sapuan warna kuning pada
gedung ini merupakan warna khas Melayu.Arsitekturnya yang unik adalah daya tarik utama dari Istana Maimun. Pengaruh Eropa terlihat jelas pada balairung atau ruang tamu, jendela, pintu dan sebuah prasasti di depan tangga yang bertuliskan huruf Latin, berbahasa Belanda. Sedangkan, ciri Islam muncul pada atapnya yang bergaya Persia yang melengkung, style yang banyak dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah.
Bagian dalam Istana Maimun juga menarik untuk disusuri. Di balik dinding-dindingnya yang kokoh, terdapat puluhan kamar yang tersebar di dua lantai. Kemegahan pun terlihat pada singgasana, lampu kristal Eropa, kursi, meja maupun lemari. Foto-foto keluarga, senjata-senjata kuno, termasuk ruang penjara, juga ada di istana ini. Walaupun masih menyimpan benda-benda bernilai sejarah, Istana Maimun masih membolehkan wisatawan untuk berkunjung dan menikmati kemegahan sekaligus menyelami kejayaan Kesultanan Deli masa lalu.
4. Tongkonan
Tongkonan (c) wikipedia.org
Selain
bangunan peninggalan kolonial, Indonesia juga memiliki sejumlah rumah
adat dengan bentuk atau desain yang unik. Bangunan ini memang bukan
karya seorang arsitek era modern yang menguasai segudang teori.
Melainkan kreasi sekelompok manusia yang masih mencintai serta
menjunjung tinggi adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Dan
Tongkonan, rumah adat masyarakat Tana Torja di Sulawesi Selatan, adalah
salah satunya.Tongkonan memang memiliki ciri khas tersendiri dibanding rumah adat lainnya. Rumah ini berupa rumah panggung dari kayu. Atapnya yang terbuat dari susunan bambu yang dilapisi ijuk hitam serta bentuknya yang melengkung seperti perahu telungkup, membuat rumah ini mirip dengan Rumah Gadang, rumah adat masyarakat Minang atau Batak. Dinding rumah yang terbuat dari kayu, juga diukir dengan aneka ukiran khas Toraja.
Ciri lain yang paling menonjol pada Tongkonan adalah adalah kepala kerbau beserta tanduknya yang meliuk indah yang disusun pada sebuah bang utama di depan setiap rumah. Jumlah kepala kerbau yang ada di setiap rumah bisa berbeda. Semakin banyak "hiasan" ini di sana, maka semakin tinggi derajat keluarga yang tinggal di dalamnya. Karenanya. Tongkonan juga menjadi salah satu daya tarik wisata Tator dan banyak diminati para pecinta foto.
5. Masjid Raya Medan
Masjid Raya Medan (c) wikipedia.org
Masjid
Raya Medan yang berdiri angkuh tak jauh dari Istana Maimun adalah
bangunan yang juga menjadi jejak kejayaan Deli. Dibangun pada tahun
1906, semasa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid, mesjid ini masih
berfungsi seperti semula, yaitu melayani umat muslim di Medan yang ingin
beribadah.Kubahnya yang pipih dan berhiaskan bulan sabit di bagian puncak, menandakan gaya Moor yang dianutnya. Seperti mesjid lainnya, sebuah menara yang menjulang tinggi terlihat menambah kemegahan dan religiusnya mesjid ini. Aplikasi lukisan cat minyak berupa bunga-bunga dan tumbuhan yang berkelok-kelok di dinding, plafon dan tiang-tiang kokoh di bagian dalam mesjid ini, semakin menunjukkan tingginya nilai seni mesjid ini.
6. Taman Sari
Taman Sari (c) wikipedia.org
Taman
bunga yang indah. Begitulah kira-kira arti dari nama Taman Sari. Areal
pemandian ini merupakan kompleks bangunan yang sangat indah dan menjadi
aset Keraton Yogyakarta. Dibangun setelah Perjanjian Giyanti pada tahun
1755, tempat ini memang didesain sebagai tempat pengasingan diri Sultan
Yogyakarta dan keluarganya dari hiruk pikuk dunia. Meskipun sempat luluh
lantak terguncang gempa, saat ini Taman Sari sudah kembali terlihat
cantik.Taman Sari memang dirancang sedemikian rupa agar bisa menghadirkan ketenangan bagi siapapun yang berada di dalamnya. Bangunan ini juga mencerminkan style yang multikultur (Portugis, Belanda, Cina, Jawa, Hindu, Buddha, Nasrani, dan Islam). Kolam mungil dengan air mancurnya yang jernih dan pohon-pohon berbunga, menambah keasrian tempat ini. Sekaligus menjadikannya sebagai lokasi peristirahatan yang sempurna.
7. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal (c) wikipedia.org
Jakarta
yang serba modern dan dipenuhi gedung kaca, ternyata masih memiliki
bangunan bersejarah dengan desain yang indah, yaitu Mesjid Istiqlal.
Rumah ibadah umat muslim yang megah ini telah lama menjadi salah satu
landmark Jakarta. Kokoh berdiri di atas areal seluas 9,5 hektar dan
berkapasitas hingga 8.000 orang, mesjid hasil karya arsitek Indonesia, F
Silaban ini, pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, sekaligus
menjadi kebanggaan umat muslim Ibukota dan Indonesia. Dibangun pada
masa-masa awal kemerdekaan, mesjid ini memang melambangkan kemerdekaan,
sesuai dengan arti dari nama yang disandangnya.Masjid Istiqlal mempunyai sebuah kubah raksasa berwarna putih yang bentuknya seperti bola di belah dua. Layaknya mesjid lain di dunia, Mesjid Istiqlal ini juga dilengkapi sebuah menara yang tingginya menggambarkan jumlah ayat yang ada pada kitab suci Al Qur'an. Sebuah bedug raksasa ikut menambah keunikan masjid ini. Ukurannya yang amat besar, menobatkan bedug ini sebagai bedug terbesar di Indonesia!
8. Masjid Agung Palembang
Masjid Agung Palembang (c) wikipedia.org
Palembang
tak hanya terkenal dengan pempek atau kain songketnya. Kota di tepian
Sungai Musi ini juga dihiasi bangunan dengan arsitektur mengagumkan
seperti terlihat di Mesjid Agung Palembang.Berlokasi tak jauh dari Plaza Benteng Kuto Besak, di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Masjid Agung Palembang mulai dibangun ketika Palembang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, tepatnya tahun 1738. Pada zamannya, mesjid ini dipercaya sebagai salah satu rumah ibadah terbesar yang pernah ada.
Meski digarap oleh seorang arsitek Eropa, pengaruh Cina ikut muncul pada wajah mesjid ini. Hal itu ditandai oleh bentukan limas dan hiasan ornamen khas Cina pada sejumlah atapnya. Paduan dua budaya ini menjadi ciri khas Mesjid Agung Palembang dan membuat banyak pelancong terkagum-kagum. Sebuah akulturasi budaya yang bisa tetap berdampingan dan saling mengisi.
9. Gereja Katedral
Gereja Katedral (c) wikipedia.org
Gereja
Katedral yang berada tak jauh dari Mesjid Istiqlal adalah bangunan
berdesain unik yang selalu menjadi perhatian wisatawan. Usia bangunan
bergaya neo gothic ini memang sudah lebih dari seabad. Tidak heran bila
bangunan ini ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang
dilindungi kelestariannya.Walaupun begitu, Gereja Katedral yang resmi digunakan pada tahun 1901 ini, masih berdiri kokoh dan elegan di tengah "berisiknya" Jakarta. Keunikan dari gereja hasil rancangan seorang pastornya yang bernama, Antonius Dijkmans ini, terlihat pada dua menara yang mengapit pintu masuk. Di atas menara tersebut ada dua menara kecil lain yang tersusun dari rangkaian besi. Demikian juga dengan menara ketiga. Pada puncak setiap menara terdapat lonceng kuno yang dibuat sekitar tahun 1800 sampai awal 1900-an.
10. Gereja Blenduk
Gereja Blenduk (c) wikipedia.org
Sebagai
bangsa yang paling lama "menduduki" negeri ini, Belanda juga
meninggalkan jejaknya di Kota Semarang. Coba saja lihat kawasan kota
lama yang ada di Ibukota Provinsi Jawa Tengah itu. Anda akan menjumpai
banyak bangunan tua yang bergaya masa kolonial. Dari sekian gedung yang
berjajar di tepi jalan, Gereja Blenduk adalah salah satu bangunan tua
yang menarik.Dibangun sekitar tahun 1753 oleh komunitas Belanda yang dulu menghuni kawasan ini, Gereja Blenduk merupakan gereja tertua di Jawa Tengah yang masih terawat sampai sekarang. Blenduk sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kubah, mengacu pada atap yang ada di gereja ini.
Bentuk atapnya yang melengkung dan berwarna merah, terasa kontras dengan dindingnya yang dicat warna putih. Empat pilar kokoh serta menara kembarnya yang khas di bagian depan juga menjadi ciri khas gereja yang kini bernama resmi GPIB Immanuel ini. Gereja Blenduk telah menjadi ikon Kota Semarang dan selalu menjadi lokasi persinggahan wisatawan sejarah maupun para pecinta fotografi.
11. Gedung Sate
Gedung Sate, Bandung (c) wikipedia.org
Di
Kota Bandung yang sejuk, Anda juga bisa menjumpai sebuah bangunan
dengan arsitektur yang lain dari yang lain. Dibangun pada era kolonial
Belanda, Gedung Sate, demikian gedung ini banyak disebut, merupakan
salah satu daya tarik yang ada di Kota Kembang. Nama Gedung Sate sendiri
muncul karena sebuah ornamen yang terlihat seperti tusuk sate di puncak
menara utamanya.Gedung Sate hasil rancangan Ir.J.Gerber, arsitek kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delf Nederland dan timnya ini, selesai dibangun pada tahun 1924.
Bangunan ini mengadopsi gaya arsitektur era Renaissance Italia. Namun, pada bagian tengahnya terdapat menara bertingkat yang mirip dengan atap meru atau pagoda. Oleh sebab itulah, kalangan arsitek menilai bahwa Gedung Sate memiliki rancangan yang "berani beda" dan tak populer di zamannya.
Kini, di depan bangunan ini terdapat sebuah monumen untuk mengenang gugurnya para pejuang Jawa Barat saat mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurka. Setiap hari Minggu atau hari libur nasional, gedung ini selalu dipenuhi wisatawan.
Usai menikmati kemegahan gedung ini dari luar, Anda bisa menuju menaranya untuk menyaksikan benda-benda bersejarah. Atau bisa juga sekadar bersantai di kafe yang ada di gedung ini sambil menikmati suasana dan udara Kota Bandung yang sejuk dan segar.
Jadi itulah kesebelas bangunan paling bersejarah yang ada di Indonesia. Apakah diantara kalian ada yang tinggal disana?
http://pabedilancirtim.xtgem.com