RSS

Siapakah Pemain Muda Terbaik di Asia Tenggara Saat Ini ke 1?

Sebelum kita menyaksikan Piala Asia U-23 tahun 2016 yang akan diadakan di Qatar pada bulan Januari nanti, FourFourTwo berhasil mengumpulkan 23 nama pemain muda terbaik di Asia Tenggara. Walaupun Indonesia sedang menjalani sanksi FIFA, tidak membuat para pemain muda "merah putih" hilang dari radar kami. Inilah 23 pemain muda terbaik se-Asia Tenggara...

Chanathip Songkrasin
Umur: 22
Negara: Thailand
Posisi: Pemain Tengah
Klub: BEC Tero Sasana
Pencapaian Tertinggi: Timnas senior
Penampilan di Timnas Senior: 21
Dikenal sebagai 'Messi Jay', Chanatip Songkrasin bukan hanya pemain muda terbaik di Thailand, tetapi ia telah membuktikan dalam beberapa tahun terakhir bahwa ia adalah salah satu pemain terbaik di Asia Tenggara.
Ketertarikannya pada sepakbola dimulai ketika ayahnya, Kongpob Songkrasin, punya ambisi besar untuk membesarkan ‘Jay’ menjadi pemain dengan gaya yang sama seperti Diego Maradona – pemain favoritnya. Selalu dianggap tubuhnya terlalu kecil sejak ia masih anak-anak, Chanatip yang bertinggi 158cm sejak itu terus menunjukkan bagaimana pemain-pemain bertubuh kecil pun bisa memberikan imbas besar pada pertandingan.
Selama lima tahun terakhir, ia telah merebut berbagai trofi, baik di kompetisi domestik maupun internasional, dimulai dengan SEA Games 2013 dan dilanjutkan dengan Piala Liga Thailand 2014 bersama BEC Tetero Sasana, AFF Suzuki Cup 2014, dan SEA Games tahun ini di Singapura.

Pada bulan Agustus, ia terpilih sebagai pemain terbaik Asia Tenggara tahun ini oleh ASEAN Football Federation (AFF), tetapi ia menegaskan kepada putra pabedilan bahwa ia masih perlu meningkatkan diri untuk mencapai targetnya.
“Saya harus lebih baik lagi dan yang terpenting adalah saya harus memimpin Thailand ke putaran final Piala Dunia,” kata sang playmaker. “Setelah saya melakukannya, baru semua orang bisa menyebut saya pemain terbaik.”
“Selain ambisi di tim nasional, saya juga ingin bermain di J-League Jepang. Banyak pemain dari ASEAN ingin pergi ke Eropa, tetapi saya yakin hal terbaik adalah memulainya dengan bermain di kompetisi sepakbola terbaik di Asia.” - TK

Do Duy Manh
Umur: 19
Negara: Vietnam
Posisi: Pemain Tengah
Klub: Hanoi T&T
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 2
Di usia 19 tahun, Do Duy Manh sudah tampil dalam laga krusial melawan Irak dan Thailand di babak kualifikasi Piala Dunia 2018, dan tidak diragukan lagi bahwa ia adalah salah satu bakat paling menjanjikan yang masih berusia di bawah 23 tahun di Vietnam.
Lahir di Hanoi, ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain di salah satu akademi pemain muda terbaik di Vietnam dan masuk ke tim utama Hanoi T&T musim ini. Ia langsung menjadi pemain reguler dengan mencetak dua gol dari 22 penampilan dan membantu Hanoi T&T finis di posisi kedua di V-League.”
Jadi bukan hal mengejutkan ketika pelatih kepala Vietnam Toshiya Miura, memutuskan untuk memasukkannya ke skuatnya dan sang pemain membalas kepercayaan itu dengan menjadi salah satu pemain kunci ketika Vietnam finis di posisi kedua di babak kualifikasi Piala Asia U-23 2016 dan memastikan tempat mereka di kompetisi yang akan dilangsungkan di Qatar pada tahun depan tersebut. - TK


Irfan Fandi
Umur: 18
Negara: Singapura
Posisi: Pemain Belakang/Pemain Depan
Klub: Courts Young Lions
Pencapaian Tertinggi: Singapura U-23
Penampilan di Timnas Senior: 0
Anak tertua dari legenda sepakbola Singapura, Fandi Ahmad, Irfan mengikuti jejak ayahnya dengan berusaha menjadi pesepakbola profesional. Dengan tinggi 1,86m, Irfan telah tampil bersama Singapura di level U-23 dan mencetak gol di laga-laga persahabatan melawan Jepang, Suriah, Laos, dan Timor Leste sebelum bergabung dengan tim SEA Games tahun ini.
Meski Singapura U-23 gagal lolos dari babak grup, sang pemain menunjukkan kemampuannnya yang menjanjikan ketika ia dimasukkan sebagai pengganti. Dengan menggunakan jersey No. 17 yang juga dikenakan ayahnya dulu, ia menunjukkan kemampuannya yang fleksibel dengan ikut bertahan ketika diperlukan dan menunjukkan keandalannya ketika harus menghadapi umpan-umpan silang ke dalam kotak penalti.
Perbandingannya dengan Fandi adalah hal yang tidak bisa dicegahnya, tetapi di usia 18 tahun, Irfan punya waktu yang masih panjang untuk membangun kariernya sendiri dan memenuhi potensinya yang besar. - ZK



Tanaboon Kesarat
Umur: 22
Negara: Thailand
Posisi: Gelandang bertahan/Bek tengah
Klub: BEC Tero Sasana
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 8
Banyak fans di Asia senang menjuluki pemain. Untuk Tanaboon, fans BEC Tero Sasana menyebutnya ‘Sergio Busquets-nya Thailand’ karena kemampuan defensifnya. Dia banyak diakui sebagai salah satu gelandang bertahan dan bek tengah terbaik di Thailand, Tanaboon bukanlah tipe pemain dengan tekel-tekel agresif.
Ia justru berusaha membaca pertandingan dan menunggu waktu yang tepat untuk mencuri bola. Brilian di lini belakang, pemain berusia 22 tahun ini juga bisa bermain dengan nyaman di lini tengah karena akurasi umpan dan pergerakannya yang cerdas, dengan ataupun tanpa bola.
Kemampuannya yang serba bisa membuatnya menjadi favorit pelatih tim nasional Thailand, 'Zico' Kiatisuk Senamuang, yang jelas menunjukkan bahwa ia adalah salah satu pemain penting di tim. Tanaboon telah tampil secara reguler baik di tim nasional senior dan U-23, memenangkan dua medali emas SEA Games (2013, 2015) dan gelar AFF Suzuki Cup 2014. - TK


Terens Owang Puhiri
Umur: 19
Negara: Indonesia
Posisi: Penyerang/sayap
Klub: Pusamania Borneo FC
Pencapaian Tertinggi: Indonesia U-16
Penampilan di Timnas Senior: 0
Nama Terens Owang Puhiri mungkin tak terlalu familiar bagi sebagian fans sepakbola Indonesia, tetapi ia pertama kali mencuri perhatian ketika ia menjadi pemain terbaik dan top skorer Danone Cup 2008, sebuah turnamen untuk pemain-pemain muda. Ia kemudian dipanggil ke tim U-16, dan mencetak hattrick ke gawang Myanmar di kualifikasi Piala Asia 2012.
Ia mendapatkan undangan untuk mengikuti seleksi masuk tim Indonesia untuk Piala Asia U-19 2014 dan meski ia gagal masuk ke tim, tawaran itu menginspirasinya untuk terus bekerja keras. Bermain di Piala Presiden tahun ini, ia mulai menancapkan namanya sebagai salah satu pemain muda paling menjanjikan di Indonesia.
Bermain untuk Pusamania Borneo FC bersama idolanya Boaz Solossa, ia mencetak dua gol dalam tiga pertandingan untuk membantu klubnya lolos dari babak grup. Ia memiliki kecepatan yang sangat bagus dan, di usia yang masih sangat muda, bisa menjadi bakat menjanjikan bagi masa depan. - TU


Matthew Davies
Umur: 20
Negara: Malaysia
Posisi: Bek kanan
Klub: Pahang FA
Pencapaian Tertinggi: Timna Senior
Penampilan di Timnas Senior: 2
Bek kelahiran Australia ini terus membuat prestasi sejak datang ke Malaysia pada April 2015. Sejak itu, ia sukses menjad bek kanan utama Pahang dan menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan mengambil posisi utama di tim nasional secara permanen juga.
Kepindahan Davies ke Malaysia adalah sebuah kejutan mengingat ia adalah kapten tim Australian Institute of Sport dan mejadi Pemain Terbaik di National Youth League 2011-12. Ia membela The Young Socceroos, tetapi memutuskan untuk bermain di level senior untuk Malaysia, negara kelahiran ibunya.
Davies telah mewakili tim U-23 Malaysia di SEA Games dan mendapatkan debut di tim senior di bawah asuhan Ong Kim Swee di babak kualifikasi Piala Dunia pada bulan September lalu. Ia membuat debut di laga melawan Arab Saudi yang terkenal karena harus diakhiri setelah suporter Harimau Malaya berulah dan mendapatkan penampilan keduanya dalam kemenangan 1-0 atas Timor-Leste pada bulan Oktober.
Davies mendapatkan pujian setelah penampilannya bersama tim nasional. Meski bukan fullback terbaik dalam hal kecepatan, kontribusinya secara keseluruhan membuatnya menjadi bek kanan terbaik Malaysia saat ini. Ia solid dalam bertahan dan bisa memberikan dukungan dalam serangan tanpa meninggalkan terlalu banyak ruang kosong di belakang. - VV
image: http://images.cdn.fourfourtwo.com/sites/fourfourtwo.com/files/styles/inline-image/public/mattdavies_1_4_3-2.jpg?itok=iAp5f4Gp

Peerapat Notchaiya
Umur: 22
Negara: Thailand
Posisi: Bek kiri/sayap kiri
Klub: BEC Tero Sasana
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 7
Ketika pembicaraan soal bek kiri terbaik Thailand muncul, nama pertama yang akan disebut adalah kapten Thailand, Theerathorn Bunmathan. Tetapi ada pemain lain yang ada di belakang nama yang lebih senior itu, yang level konsistensinya sangat impresif dalam lima tahun terakhir.
Peerapat Notchaiya diangkat ke tim nasional oleh 'Zico' Kiatisuk Senamuang dalam kemenangan mengejutkan 5-1 atas raksasa Asia, Tiongkok, dalam laga persahabatan di tahun 2013. Ia menjadi pemain reguler di tim U-23, dan yang disukai oleh fans Thailand darinya bukan hanya talentanya, tetapi juga kepribadiannya dan kemampuannya menjadi panutan.
Anak dari seorang yang sangat mencintai sepakbola, Peerapat juga jatuh cinta pada olahraga ini sejak kecil. Tetapi ketika usianya lima tahun, ayahnya meninggal dunia dan membuatnya tinggal berdua bersama ibunya. Namun dukungan yang tanpa henti dari ibunya membuat pemain yang dikenal dengan nama ‘Bas’ ini tidak berhenti dan akhirnya menjadi pemain profesional.
Ada sebuah cerita yang membuat fans Thailand menitikkan air mata di final AFF Suzuki Cup 2014. Ketika peluit panjang dibunyikan dan Thailand memenangi gelar juara, Peerapat menatap langit dan berteriak, “Saya berhasil, Ayah... Saya berhasil!” Ia akan menjadi salah satu pemain kunci dalam Piala Asia U-23 di Qatar nanti. - TK


Chan Vathanaka
Umur: 21
Negara: Kamboja
Posisi: Penyerang/sayap/gelandang serang
Klub: Boeung Ket Angkor
Pencapaian Tertinggi: National team
Penampilan di Timnas Senior: 9
Dijuluki sebagai ‘Gareth Bale-nya Kamboja’, atau bahkan Neymar olah sebagian fans lainnya, Vathanaka jelas merupakan prospek paling panas di sepakbola Kamboja. Seorang pemain yang serba bisa, ia sering dimainkan sebagai gelandang serang atau beroperasi di belakang striker utama. Atau, jika perlu, ia juga bisa meneror lini belakang lawan lewat sisi lapangan. Ia punya kecepatan yang bagus dan kontrol bola yang bagus, tetapi kemampuannya untuk menyelesaikan peluang dengan kaki kirinya adalah yang membedakannya dari gelandang serang pada umumnya.
Vathanaka dipanggil ke tim nasional Kamboja untuk pertama kalinya pada Maret 2013 dan membuat debut internasionalnya melawan Turkmenistan pada babak kualifikasi AFC Challenge Cup 2014. Ia mencetak gol pertamanya untuk Kamboja dalam kemenangan 2-0 atas Cina-Taipei dalam laga persahabatan di bulan Oktober 2014.
Vathanaka sejak itu memainkan peran krusial dalam kualifikasi Piala Dunai 2018, dengan tampil sebagai pengganti dan mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 di kandang atas Macau yang membawa negaranya ke putaran kedua. Ia juga tampil menonjol dalam kekalahan Kamboja 2-1 dari Singapura di kandang lawan. -

Evan Dimas
Umur: 20
Negara: Indonesia
Posisi: Midfielder
Klub: Persebaya Surabaya
Pencapaian Tertinggi: Timnas senior
Penampilan di timnas senior: 1
Setelah bersinar di tim U-19 dan U-23 Indonesia, Evan Dimas diharapkan bisa bergabung dengan salah satu klub Eropa tahun ini, namun gagal karena dirinya tidak bisa meyakinkan klub Spanyol UE Llagostera untuk merekrutnya.

Dia sudah bermain sekali untuk tim senior Indonesia, Evan Dimas masuk dalam skuat Piala AFF Suzuki 2014 untuk bermain di Vietnam, dia mencetak gol pada debutnya dan mencetak sebuah assist dalam kemenangan 5-1 atas Laos. Dirinya sudah diprediksikan akan menjadi bintang sejak mencetak hat-trick brilian kala melawan Korea Selatan U-19 dalam pertandingan kualifikasi AFC U-19  pada akhir 2013.

Berperan sebagai playmaker handal, pemain yang baru berusia 20 tahun ini bermain lebih ke dalam untuk menguasai bola sebelum maju untuk menyerang. Salah satu penampilan terbaiknya tahun ini adalah saat melawan Singapura di SEA Games, ketika ia mencetak gol tunggal untuk memastikan tuan rumah tersingkir dari babak penyisihan grup. Dengan PSSI saat ini yang terkena sanksi FIFA, bermain di luar negeri pasti menjadi pilihan bagi anak muda berbakat ini. - TU


Narubadin Weerawatnodom
Umur: 21
Negara: Thailand
Posisi: Right-back
Klub: Buriram United
Pencapaian Tertinggi: Timnas senior
Penampilan di Timnas Senior: 17
Dianggap oleh presiden klub Buriram United, Newin Chidchob, sebagai bagian penting dari formasi 3-5-2 timnya, Narubadin dikenal senagai bek sayap lincah yang suka naik turun untuk membantu serangan dan pertahanan.

Direktur klub, Robert Procureur, membawa Narubadin ke BEC Tero Sasana setelah ia menunjukkan bakat yang menjanjikan di akademi Police United dan dirinya berhasil dengan tidak pernah mengecewakan klub barunya dan langsung menjadi salah satu pemain terpenting karena membawa mereka juara Piala Liga pada tahun 2014.
Di tim nasional, bek 21 tahun ini dibawa oleh mantan pelatih Thailand, Winfried Schäfer, dan mencetak gol pertamanya dalam pertandingan persahabatan melawan timnas Finlandia yang dipimpin oleh mantan striker Chelsea, Mikael Forssell.

Saat berada di bawah kepelatihan Kiatisuk 'Zico' Senamuang, Narubadin menjadi bagian penting dari tim yang memenangkan emas di SEA Games 2013, urutan keempat di Asian Games 2014 dan menjuarai AFF Suzuki Cup 2014 dan SEA Games 2015 di Singapura.-

Pages

Vo Huy Toan
Umur: 22
Negara: Vietnam
Posisi: Sayap / bek kiri 
Klub: Da Nang FC
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 2
Pemain sayap kiri berusia 22 tahun ini dianggap sebagai aset penting untuk sepak bola Vietnam oleh para suporter lokal. Tapi karir sepak bolanya tidak mudah.

Pada 2013, Vo Huy Toan hampir berhenti bermain sepak bola karena memiliki masalah dengan pelatih kepala Hanoi FC yang membuatnya jarang bermain. Namun, sebelum kembali ke kampung halamannya, telepon dari Da Nang FC membuat dirinya mendapatkan kesempatan baru untuk mengubah segalanya dan Vo Huy Toan tak membiarkan kesempatan itu lepas dari genggamannya.

Diperkenalkan ke tim nasional oleh pelatih kepala timnas Vietnam asal Jepang, Toshiya Miura, untuk pertama kalinya di Piala Suzuki AFF 2014, dimana dia mencetak gol di leg pertama semi-final melawan Malaysia di pertandingan yang akhirnya dimenangkan dengan Malaysia dengan skor 5-2 secara agregat.

Vo Huy Toan sukses menjadi top skor bersama di SEA Games 2015 bersama pemain Myanmar, Aung Sithu dan Thailand Chananan Pombuppha, Vo sudah membuktikan dirinya di tim nasional.

Selebrasinya yang bersemangat, dengan mengambil bendera kecil Vietnam yang disembunyikan di pelindung kakinya -  membuatnya menjadi sosok populer di kalangan pendukung Vietnam. - TK

Thanin Phanthavong
Umur: 17
Negara: Laos
Posisi: Pemain tengah
Klub: Bangkok Glass FC
Pencapaian Tertinggi: Laos U-19
Penampilan di Timnas Senior: 0
Sejak awal, Panthawong yang berposisi sebagai gelandang serang sudah lama bermimpi bisa bermain di salah satu liga top di Asia Tenggara dan mimpi itu menjadi kenyataan ketika Hans Rudolf Emser, kepala departemen pengembangan pemain muda Bangkok Glass FC, membawanya ke dalam tim akademi tiga tahun lalu.

Dia mulai menonjol ketika menjadi anggota penting dari tim Laos U-16 yang masuk final AFF Youth Championship U-16. Meski kalah 1-0 di pertandingan melawan Thailand, performa Panthawong ini diterima dengan baik dan menarik perhatian Emser, yang kemudian membawanya ke Bangkok.

Dirinya menjadi satu-satunya pemain Laos yang berkarier di Thailand, ia mungkin belum diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dengan The Rabbits di Thai Premier League, ia malah menghabiskan sebagian besar waktunya dengan Rangsit FC, klub afiliasi dari Bangkok Glass di liga regional. Tetapi mengingat potensinya yang besar, wajar saja jika kita memprediksikan dia akan segera mendapatkan kesempatan dan segera menjadi bintang besar Vietnam dan klubnya. -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Siapakah Pemain Muda Terbaik di Asia Tenggara Saat Inike 2?

Amirul Adli
Umur: 19
Negara: Singapura
Posisi: Pemain belakang/pemain tengah
Klub: Courts Young Lions
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 4
Ini merupakan perjalanan karir yang pesat bagi Amirul Adli, yang membuat debut timnas senior saat melawan Papua Nugini, September tahun lalu. Bek muda ini kemudian mewakili Singapura di Asian Games sebelum terpilih masuk skuat besutan Bernd Stange untuk ajang AFF Suzuki Cup.

Sementara banyak yang berpikir bahwa Amirul hanya akan menjadi pelengkap semata di tim, pemain remaja ini secara mengejutkan membuat debutnya di Piala Suzuki saat melawan Malaysia dengan Lions tertinggal satu gol dan nyaris tersingkir.

"Ketika saya mengenakan jersey Singapura, saya berpikir untuk memberikan 100 persen kepada negara saya, terlepas dari usia saya," katanya kepada putra pabedilan pada saat itu. Singapura akhirnya kalah 3-1, tetapi Amirul kemudian terbukti menjadi bek tangguh. Dia berhasil menutupi tinggi badannya yang tak terlalu tinggi dengan kemampuan bertahannya yang luar biasa.

Jiwa kepemimpinan yang dimilikinya juga membuatnya digadang-gadang sebagai kapten masa depan Singapura. -

Thitiphan Puangchan
Umur: 22
Negara: Thailand
Posisi: Pemain tengah/Bek kanan
Klub: Muangthong United  
Pencapaian Tertinggi: Timnas senior
Penampilan di Timnas Senior: 2
Dikenal sebagai putra mantan pemain tim nasional Thailand, Pairoj Puangchan, Thitiphan mulai menarik perhatian setelah encetak gol jarak jauh melawan Korea Selatan dalam kualifikasi AFC U-19 2012 (lihat video di bawah).
Pada awalnya Thitiphan sering bermain di posisi bek kanan, namun pelatih tim nasional Kiatisuk Senamuang menggesernya ke posisi gelandang serang pada SEA Games 2013 di Myanmar. Perubahan posisi ini berhasil menampilkan potensi besar dalam posisi barunya, ia sukses menjadi salah satu pemain bintang dalam tim yang memenangkan medali emas SEA Games pertama mereka dalam delapan tahun.

Tahun lalu Thitiphan menjadi pemain reguler untuk Muangthong United di Thailand Premier League sampai cedera lutut serius yang membuatnya absen dari sepak bola selama enam bulan, hal itu memaksa dirinya absen di Asian Games 2014 dan AFF Suzuki 2014. Tapi kini dirinya telah kembali pulih sepenuhnya dan merupakan bagian penting dari tim yang memenangkan medali emas SEA Games 2015. -
Kogileswaran Raj
Umur: 17
Negara: Malaysia
Posisi: Pemain Tengah
Klub: Harimau Muda C
Pencapaian Tertinggi: Malaysia U-19
Penampilan di Timnas Senior: 0
Lahir di Kuala Lumpur, Kogileswaran bisa menjadi idola sepak bola Malaysia jika ia terus mengasah bakatnya. Dicap sebagai calon bintang, Kogileswaran - yang lebih dikenal sebagai 'Kogi' - adalah bagian timnas Malaysia untuk Piala Dunia di level umur berapapun musim lalu.

Maestro lini tengah ini mulai mendapatkan sorotan saat Tim Malaysia U-16 mencapai delapan besar AFC Piala Asia U-16 2014. Ia kemudian mencetak gol pembuka saat melawan Australia, tapi tidak bisa mencegah kekalahan timnasnya 2-1 yang mengakhiri harapan Malaysia untuk berlaga di Piala Dunia U-17, karena hanya semi-finalis yang bisa lolos ke Piala Dunia U-17 2015.

Tahun lalu, pemain yang mendukung Manchester United ini masuk menjadi tiga sosok yang dinilai pemain paling berharga di Nike All Asia Football Camp, yang terdiri dari 60 peserta di Doha. Dia juga menjadi bagian dari tim Malaysia yang memenangkan AFF U-15 pada 2013 dan sempat masuk skuat Malaysia untuk SEA Games di tahap pertama sebelum gagal dalam tahap seleksi berikutnya. -

Nguyen Cong Phuong
Umur: 20
Negara: Vietnam
Posisi: Attacking midfielder
Klub: Hoang Anh Gia Lai
Pencapaian Tertinggi: National team
Penampilan di Timnas Senior: 2
Dijuluki 'Messi dari Vietnam' oleh fans dan media karena gaya bermain dan ketrampilannya dalam menggiring bola, Nguyen Cong Phuong merupakan bakat paling menjanjikan di sepak bola Vietnam. namun awal karirnya tidak terlalu mudah.

Banyak tim lokal menolak untuk mengontraknya karena merasa ia tidak memiliki tinggi dan berat badan yang sesuai, tapi Cong Phuong akhirnya dibawa ke HAGL - Arsenal JMG Academy, di mana ia menghabiskan delapan tahun sebelum memperoleh promosi ke tim utama HAGL di 2015.


Nama Cong Phuong menjadi terkenal pada tahun 2013, di mana ia menjabat sebagai kapten tim Vietnam U-19, dia menjadi top-skor dengan tujuh gol selama kualifikasi AFC U-19 2014.

Saat ini, Nguyen Cong Phuong mapan di level klub dan masih membangun peluangnya di timnas, dirinya bermain dalam dua pertandingan di kualifikasi Piala Dunia 2018 dan masuk sebagai pemain pengganti melawan Irak dan Thailand. -
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh
Umur: 20
Negara: Indonesia
Posisi: Penyerang
Klub: PSM Makassar
Pencapaian Tertinggi: Indonesia U-23
Penampilan di Timnas Senior: 0
Muchlis Hadi adalah bagian dari generasi emas skuat tim nasional Indonesia U-19 dibawah arahan pelatih Indra Sjafri. Dia menandatangani kontrak empat tahun bersama PSM sejak 2013, duetnya bersama penyerang veteran dari Serbia, Nemanja Vucicevic memberikan dampak yang positif baginya. Sayang perkembangannya sedikit terhenti setelah FIFA memberikan sanksi bagi Indonesia yang membuat Muchlis sulit menambah pengalamannya dengan bermain di Indonesia Super League.
Lahir di Mojokerto, Indonesia, dirinya sudah mulai bermain bola saat masih kecil dan ketika di usia 13 tahun, Muchlis mendapat panggilan dari program nasional di Hong Kong. Pemain berusia 20 tahun ini memiliki semua kapasitas yang dibutuhkan oleh seorang poacher yakni kecepatan, kekuatan, determinasi dan insting membunuh di kotak penalti, ditambah dia juga tidak takut untuk bertarung dengan bek-bek yang memiliki fisik yang lebih besar darinya di kotak penalti lawan.
Muchlis menjadi senjata utama Indonesia di SEA Games 2015, penampilannya di Singapura memperjelas kepada masyarakan bahwa masa depannya sangat cerah dan karena sanksi dari FIFA yang melanda Indonesia, opsi berkarier di luar negeri menjadi pilihan terbaik. -
Aung Thu
Umur: 19
Negara: Myanmar
Posisi: Penyerang
Klub: Yadanarbon
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 3
Penyerang berusia 19 tahun ini mungkin menjadi pemain muda paling terkenal di Myanmar saat ini. Aung Thu pertama kali mencuri perhatian ketika ambil bagian di kejuaraan AFF U-16 tahun 2011. Saat itu berhasil dia berhasil membukukan dua gol dan namanya semakin naik ketika tahun 2014 Thu tampil pada Piala Asia U-19 yang berlangsung di negaranya sendiri.
Penampilannya yang di atas rata-rata sukses membantu negaranya lolos ke semi final yang membuat Myanmar berhak melaju ke Piala Dunia U-20 2015 di Selandia Baru untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Myanmar.
Walau menelan kekalahan di tiga laga fase grup di Selandia Baru, performan Aung Thu sangat menjanjikan sekaligus memuaskan penonton. Dia bahkan mampu mencetak satu gol saat timnya tunduk 5-1 dari tuan rumah, catatan tersebut membuat ia menjadi satu-satunya pemain yang mampu mencetak gol di kompetisi ini. -

Worachit Kanitsribumphen
Umur: 18
Negara: Thailand
Posisi: Gelandang Serang
Klub: Chonburi FC.
Pencapaian Tertinggi: Thailand U-19
Penampilan di Timnas Senior: 0
Playmaker berusia 19 tahun ini masuk dalam daftar ini lantaran bakatnya yang luar biasa. Walau masih muda, Worachit mampu menampilkan kedewasaan di lapangan dan memimpin Thailand U-19 menjadi juara di ASEAN Championship 2015 termasuk menjadi pencetak gol terbanyak.
Dia juga membantu timnya meraih tempat kedua di babak kualifikasi grup tepat di belakang Korea Selatan pada ajang kualifikasi Piala Asia U-19 2016, dan memastikan satu tempat di Bahrain dalam putaran final tahun depan.
Worachit berhasil mencuri perhatian sepak bola dalam negeri ketika menjadi pemain paling muda yang tampil di kompetisi domestik kala berusia 16 tahun dan 362 hari. Selanjutnya pada 8 Agustus, dia menjadi pencetak gol termuda di Thai Premier League hingga akhirnya rekornya pecah oleh Eakanit Panya saat baru menginjak 16 tahun dan membela Chiang Rai United.
Pemain milik Chonburi FC ini dikabarkan dalam pantauan raksasa Inggris, Liverpool saat melakukan kompetisi persahabatan di Indonesia bulan Januari, tapi tim asal Merseyside tersebut malah mengambil pemain muda Brazil, Allen Rodriguez de Souza. -
Ikhsan Fandi
Umur: 16
Negara: Singapura
Posisi: Gelandang Serang/penyerang
Klub: Club Deportivo Universidad Católica, Chile
Pencapaian Tertinggi: Singapura U-16
Penampilan di Tim Senior: 0
Adik paling muda Irfan, Ikhsan berhasil membuat penampilan gemilang baru-baru ini di Lion City Cup bulan Agustus kemarin.
Penyerang muda ini membuat warga Singapura mulai memperhatikan dirinya usai mencetak hat-trick dalam 10 menit, tiga golnya tercipta melalui kaki kanan kemudian kaki kiri dan sundulan saat menghadapi lawan kuat Academy Australia. Dia menjadi pemain paling menonjol dan membuat timnya mampu mengejar ketinggalan tiga gol lebih dahulu di babak pertama, walaupun di akhir pertandingan mereka tetap kalah lewat adu penalti.
Ikhsan sekarang menuntut ilmu di CD Universidad Catolica dan berharap bisa mendapat kontrak sebagai profesional dari klub Cile ini. Dia memiliki kombinasi kaki yang cepat dan teknik penyelesaian sangat baik yang membuat Ikhsan menjadi ancaman bagi bek lawan.
“Saya berharap bisa bermain di Eropa,” katanya belakangan ke putra pabedilan “Dimanapun tidak jadi masalah tapi Inggris atau Jerman lebih baik.” - ZK

Adam Alis
Umur: 21
Negara: Indonesia
Posisi: Pemain Tengah
Klub: East Riffa, Bahrain
Pencapaian Tertinggi: Indonesia U-23
Penampilan di Timnas Senior: 0
Playmaker Indonesia U-23 tahun ini yang sukses menjadi bintang skuat di SEA Games sekarang telah mendapatkan kontrak selama satu tahun dengan klub Bahrain, East Riffa dan tampil di Bahraini Premier League, dirinya memutuskan untuk berkarier di luar Indonesia setelah Indonesia menerima hukuman dari FIFA. Di usianya yang baru 21 tahun, Adam diperkirakan akan menjadi pemain besar di masa mendatang terlebih kawasan Asia Tenggara.
Kekuatan utamanya ada di tekel, visi serta kapabilitas untuk memberikan umpan jauh kepada rekan satu tim. Bermain bersama Evan Dimas di timnas U-23, gaya bermain Adam mengingatkan kita pada pemain veteran asal Argentina, Esteban Cambiasso.
Mengikuti jejak pemain Indonesia seperti Rudy Eka Priyambada dan Ryuji Utomo yang sudah bermain lebih dahulu bagi klub di Bahrain membuat Adam berada di jalan yang benar untuk mengasah kemampuannya.
Mimpinya bergabung dengan Internazionale, klub yang ia dukung sejak kecil, adalah hal yang tidak mungkin, hal itu bisa saja itu terjadi apabila dirinya bisa terus berkembang di Bahrain dan mencanangkan target masa depannya bagi klubnya dan negaranya. -
Prak Mony Udom
Umur: 21
Negara: Kamboja
Posisi: Pemain Tengah
Klub: Svay Rieng
Pencapaian Tertinggi: Timnas Senior
Penampilan di Timnas Senior: 18
Kapten tim nasional Kamboja U-23 dipercaya sebagai pemain muda terbaik di dalam negeriny oleh media setempat serta para fans. Besar di Phnom Penh, ibu kota dari Kamboja, dirinya sudah mulai menjadi pemain profesional sejak 2009 pada usia 15 tahun bersama Svay Rieng FC, klub yang saat ini ia pimpin.
Semenjak bergabung di Svay Rieng FC, Mony Udom sudah memegang peranan penting di skuat dan mebawa klub ini berjaya di dalam negeri seperti mendapat titel liga tahun 2013 kemudian turnamen Hun Sen Cup edisi 2011, 2012 dan 2015.
Edisi terakhir Hun Sen Cup, Mony Udom sukses menjadi pencetak gol terbanyak. Di level internasional ia juga adalah pemain tetap di skuat inti, 18 kali sudah dirinya tampil termasuk empat kali saat menjalani kualifikasi Piala Dunia tahun ini. Ia juga mencetak satu gol ke gawang Brunei saat penyisihan AFF Suzuki Cup 2012. -
Sansern Limwattana
Umur: 18
Negara: Thailand
Posisi: Midfielder
Klub: Buriram United - saat ini sedang dipinjamkan ke Phichit FC
Pencapaian Tertinggi: Thailand U-19s  
Penampilan di Timnas Senior: 0
Gelandang bertahan berusia 18 tahun asal klub Buriram United ini masuk daftar pemain muda terbaik Asia Tenggara setelah tampil apik pada kualifikasi Piala Asia U-19 bulan ini.
Semasa kecil, dirinya sering bermain sebagai penyerang, tapi pelatih Thailand U-19, Anurak Srikerd memindahkan Sanser ke tengah dimana akhirnya dia mampu bermain jauh lebih baik ketimbang saat bermain di depan. Kekuatan utamanya adalah akurasi umpan silang ditambah tembakan keras dari jarak jauh seperti yang dia perlihatkan saat AFF Under-19 Championships, dimana akhirnya timnas Thailand menjadi juara di ajang tersebut pada bulan September kemarin dan lagi pada kualifikasi Piala Asia U-19 mereka sukses lolos ke turnamen yang akan berlangsung di Bahrain tahun depan.
Menariknya Sansern hampir saja membela tim nasional Selandia Baru dikarenakan legenda tim Kiwi, Wynton Rufer memberikan kesempatan baginya untuk bermain di Waitakere United dalam ASB Premiership. Klub tersebut sangat tertarik dengan bakatnya tetapi Sansern rindu kampung halaman dan menolak tawaran tersebut dan memutuskan untuk kembali ke Thailand.  -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kumpulan Duel Indonesia vs Malaysia Paling Menarik Dari Era 90an Hingga Sekarang

Indonesia dan Malaysia seolah tidak dapat dijauhkan dari kata perselisihan. 
Maklum saja, jarak yang berdekatan dan juga faktor gengsi menjadi ukuran bagi kedua negara ini untuk terus bersaing di dunia global. Berbagai masalah seakan tak ada hentinya jika dua negara serumpun ini saling terkait satu sama lain.
Dalam sepakbola, sejak pertama kali bersua pada tahun 1957, Garuda dan Harimau Malaya juga tak jauh dari kata persaingan. Berada dalam satu wilayah yang sama (Asia Tenggara), menjadikan Indonesia dan juga Malaysia berlomba-lomba menjadi yang terbaik.
Untuk mengingat kembali sejarah pertemuan kedua negara di pentas internasional, makan putra pabedilan Indonesia coba membuka lembaran demi lembaran arsip pertemuan antara Indonesia melawan Malaysia mulai medio 90-an hingga 2010-an.

23 Agustus 1990: Indonesia vs Malaysia 2-0 (Piala Kemerdekaan)
Kubu Indonesia yang pada waktu itu dilatih oleh pelatih asal Rusia, Anatoli Palosin, sukses menumbangkan Malaysia dengan skor 2-0. Dua gol yang masing-masing dilesakkan oleh Mustaqim dan Peri Sandria memupus harapan Harimau Malaya melaju ke babak final.
Indonesia sendiri tumbang di partai puncak setelah gagal menaklukan perlawanan sengit tim nasional Australia.
26 November 1991: Indonesia vs Malaysia 2-0 (SEA Games Filipina)


Sumber foto: sport.detik.com
Anatoli Polisin kembali menghadirkan mimpi buruk bagi Malaysia, kali ini di ajang SEA Games 1991. Ya, di fase grup, Malaysia yang notabene juara bertahan SEA Games harus menerima kenyataan pahit karena dikalahkan oleh Indonesia lagi-lagi dengan skor 2-0.
Adalah Widodo Cahyono Putro yang menghancurkan ekspetasi Harimau Malaya untuk mempertahankan gelar tersebut. Ia berhasil mencetak dua gol masing-maisng di menit ke-11 dan 55.
Publik Malaysia bertambah sakit setelah di akhir turnamen Indonesia sukses merengkuh gelar SEA Games. Kemenangan atas tim kuat Thailand di babak final menegaskan keperkasaan tim Garuda saat itu.





13 September 1996: Malaysia vs Indonesia 3-1 (Piala Tiger)
Pada edisi pertama penyelenggaraan Piala Tiger (kini Piala AFF) di Singapura, Indonesia dan Malaysia berhasil menggapai babak semi-final. Sayangnya, di babak ini tim Garuda yang dilatih oleh Danurwindo gagal mengimbangi kekuatan Harimau Malaya.
Kurnia Sandi dkk dipaksa menyerah dengan skor cukup telak 3-1. Tiga gol Malaysia saat itu dicetak oleh K. Sanbagamaran, Rusdee Sulong dan Samsurin, sementara gol semata wayang Indonesia dilesakkan oleh Fachri Husainy. Hasil itu membuat Garuda gagal melangkah ke babak final dan bertemu dengan tim Thailand.
Akan tetapi, di partai puncak publik Indonesia bisa sedikit bernapas lega karena sang rival menyerah dari Gajah Putih yang menjadi juara di edisi perdana ini.
9 Oktober 1997: Indonesia vs Malaysia 4-0 (SEA Games Indonesia)
Pada tahun 1997, Indonesia menjadi tuan rumah di ajang dua tahunan itu. Faktor tuan rumah menjadi tenaga tambahan bagi skuat Garuda untuk menunjukkan yang terbaik terlebih saat menjamu musuh bebuyutan, Malaysia.
Hal tersebut terbukti setelah tim Garuda membantai Harimau Malaya dengan skor telak 4-0 di fase grup A. Dua gol dari Fachri Husainy dan masing-masing gol dari Widodo C. Putro dan Kurniawan Dwi Yulianto membenamkan laju Shamsul Amri cs.
Sayangnya, di SEA Games kali ini Indonesia gagal meraih medali emas setelah tumbang dari Thailand melalui drama adu penalti.

2 Agustus 1999: Malaysia vs Indonesia 0-6 (SEA Games Brunei Darussalam)
Lanjutan Grup B SEA Games 1999, Indonesia lagi-lagi bersua dengan Malaysia. Laga yang digelar di Stadion Bandar Seri Begawan tersebut berhasil dimenangkan oleh tim Garuda dengan skor amat telak, 6-0.
Bambang Pamungkas yang saat itu baru menjalani debutnya di ajang resmi bersama tim nasional berhasil memukau para pecinta sepak bola Asia dengan menyumbang dua gol ke gawang Ahmad Shahrul.
Namun, kemenangan atas rival terberat itu tak diimbangi dengan laju kencang Indonesia di babak selanjutnya. Di akhir turnamen, skuat arahan Nandar Iskandar itu harus puas dengan status mereka sebagai juara ketiga.


BP sukses mencetak dua gol ke gawang Malaysia di awal-awal kariernya di timnas




27 Desember 2002: Indonesia vs Malaysia 1-0 (Piala Tiger)
Tidak sempat bersua di fase grup, Indonesia dan Malaysia akhirnya berjumpa di babak menentukan, yakni semi-final. Menjadi tuan rumah dan memiliki materi yang dinilai lebih baik, Garuda sukses menumbangkan Malaysia dengan skor tipis 1-0.
Bambang Pamungkas menjadi pahlawan di ajang ini lewat gol semata wayang di menit ke-75.
Namun kembali, tim nasional Indonesia gagal meraih tempat pertama setelah kalah dalam adu penalti melawan tim Thailand di babak final. Tendangan dari dua pemain, Sugiyantoro dan Firmansyah Agus berhasil dimentahkan oleh Sinthaweechai Hathairattanakool.






26 Desember 2010: Malaysia vs Indonesia 3-0 (Final Piala AFF Leg Pertama)
Hasil sangat mengecewakan didapat oleh Bambang Pamungkas cs di babak final Piala AFF 2010. Bagaimana tidak? Skuat Garuda yang semula bermain sangat impresif justru harus tumbang dengan skor telak 3-0 saat bersua Malaysia pada leg pertama di Stadion Bukit Jalil.
Bertanding di hadapan puluhan ribu suporter Malaysia, Indonesia yang dilatih oleh Alfred Riedl tersebut harus keteteran menerima serangan bertubi-tubi dari Safee Sali cs. Kesalahan Hamka Hamzah yang berbuah gol pertama bagi Harimau Malaya dinilai sebagai awal runtuhnya mental para penggawa Garuda saat itu.
Hasil ini memaksa Indonesia harus bekerja ekstra pada leg kedua yang sedianya digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno tiga hari berselang.




29 Desember 2010: Indonesia vs Malaysia 2-1 (Final Piala AFF Leg Kedua)
Sadar harus berjuang lebih keras, pasukan Indonesia langsung menggebrak pertahanan Malaysia sejak awal laga. Alhasil, hadiah berupa tendangan penalti berhasil diperoleh, sayang sepakan Firman Utina gagal menjebol gawang Khaerul Fahmi.
Banyaknya peluang yang diperoleh tim nasional Indonesia gagal dimaksimalkan. Sehingga, Bambang Pamungkas cs disentil oleh Malaysia lewat gol Safee Sali di pertengahan babak kedua.
Namun, dengan tekad tinggi untuk mempertahankan martabat bangsa, para pemain Indonesia akhirnya mampu membalas lewat dua gol dari M Nasuha dan M Ridwan.
Sayang, meski berhasil menang, Indonesia yang sejak fase grup tampil sangat bagus harus rela menerima kenyataan bahwa Malaysia-lah yang di akhir cerita berhasil membawa pulang trofi AFF 2010.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS